Kalori meter adalah alat untuk
mengukur kalor jenis suatu zat. Salah satu bentuk kalori meter adalah kalori
meter campuran. Kalori meter ini terdiri dari sebuah bejana logam yang kalor
jenisnya diketahui. Bejana ini biasanya ditempatkan didalam bejana lain yang
agak lebih besar.kedua bejana dipisahkan oleh bahan penyekat misalkan gabus
atau wol. Kegunaan bejana luar adalah sebagai isolator agar perukaran kalor
dengan sekitar kalori meter dapat dikurangi. Kalori meter juga dilengkapi
dengan batang pengaduk. Pada waktu zat dicampurkan didalam kalori meter, air dalam kalori meter perlu diaduk agar diperoleh suhu
merata sebagai akibat percampuran dua zat yang suhunya berbeda. Asas penggunaan
kalori meter adalah asas black. Setiap dua benda atau
lebih dengan suhu berbeda dicampurkan maka benda yang bersuhu lebih tinggi akan
melepaskan kalornya, sedangkan benda
yang bersuhu lebih rendah akan menyerap kalor hingga mencapai keseimbangan
yaitu suhunya sama. Pelepasan dan penyerapan kalor ini besarnya harus imbang. Kalor
yang dilepaskan sama dengan kalor yang diserap sehingga berlaku hukum kekekalan
energi.
Kalor
atau heat merupakan salah satu bentuk
energi,yang pada abad ke-19 ditemukan
bahwa fenomena yang berhubungan dengan kalor dapat dideskripsikan secara konsisten
tanpa perlu menggunakan model fluida. Model baru ini memandang kalor
berhubungan dengan kerja dan energi. Satuan-satuan yang digunakan untuk panas
adalah kalori (1 kal= 4,184 J), Btu (1 Btu= 1054 J), dan para ahli gizi disebut
“kalori besar” kilokalori (1 Kal = 1000 kal).
Kalor
jenis/c adalah kalor yang dibutuhkan
untuk menaikkan temperatur 1 gram air sebesar 1 o C (pada temperatur
14,50 C-15,5oC). Dalam satuan termal British (Brithis Thermal Unit/Btu), satu
Btu ialah banyaknya panas yang diperlukan untuk menaikkan temperatur 1 lb air
sebesar 1 o F.
Apabila
suatu benda diberikan kalor sebanyak Q kalori, sehingga benda tersebut
mengalamim perubahan suhu sebesar ∆T (dalam o C atau o F) maka perbandingan
antara banyaknya kalor yang diberikan dengan besarnya perubahan suhu disebut
sebagai kapasitas kalor C (heat capasity).
Satuan dari kapasitas panas suatu benda adalah :
gr.kal/oC atau kgr.kal/oC atau
Btu/oF.
Dengan
kata lain, kapasitas panas atau harga air suatu benda adalah banyaknya panas
yang harus diberikan kepada benda tersebut agar suhunya naik satu derajat.
Percobaan – percobaan lebih lanjut menyatakan bahwa benda-benda dengan massa
yang sama tetapi terbuat dari jenis zat yang berbeda-beda pula. Dengan
kenyataan tersebut, maka timbullah pengertian kapasitas panas jenis atau
disingkat panas jenis (c= specific heat
capacity= specific heat) dari suatu zat
yaitu kapasitas panas persatuan massa dari benda yang terbuat dari jenis
zat tersebut. Dengan demikian , panas
jenis suatu zat didefinisikan debagai jumlah panas yang harus diberikan kepada
setiap satuan massa dari zat tersebut agar suhunya naik dengan satu derajat.
Secara umum untuk mendeteksi adanya
kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda
tersebut.Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar,
begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit.
Dari hasil percobaan
yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda (zat)
bergantung pada 3 faktor :
- massa zat
- jenis zat (kalor jenis)
- perubahan suhu
Q = m.c.(t2 - t1)
|
Dimana :
Q =kalor yang dibutuhkan (J)
m = massa benda (kg)
c = kalor jenis (J/kg°C)
t1= suhu awal (°C)
t2 = suhu akhir (°C)
Panas dapat berpindah dengan tiga cara
yaitu :
1.
Konduksi
: perpindahan kalor tanpa disertai perpindahan massa atau partikel zat. Terjadi
pada zat padat.
2.
Konveksi
: perpindahan kalor yang disertai perpindahan massa atau partikel zat. Terjadi
pada zat cair dan gas.
3. Radiasi : perpindahan kalor dalam bentuk
gelombang elektromagnetik ( tidak memerlukan medium ). Terjadi pada matahari.
Kalor merupakan suatu besaran fisika.Alat yang
digunakan untuk mengukur kalor disebut kalorimeter.
Bagian-Bagian
Kalorimeter
Gambar 6.17 menunjukkan
bagian-bagian kalorimeter. Adapun bagian-bagian dari kalorimeter adalah sebagai berikut :
·
Termometer, digunakan untuk mengukur suhu yang diletakkan pada tutup
kalorimeter. Suhu yang tercantum pada termometer itulah yang digunakan dan
menjadi acuan.
·
Pengaduk, digunakan untuk mengaduk agar panas zat yang ada pada
kalorimeter sama.
·
Tutup kalorimater, yang terbuat dari kayu. Bahan ini merupakan
isolator sehingga tidak terjadi transfer energi keluar sistem.
·
Bejana kalorimeter atau bejana dalam yang terbuat dari logam. Logam ini misalnya
seperti tembaga atau aluminium. Permukaan bagian luar dari bejana ini dibuat
mengkilap untuk mengurangi radiasi kalor atau kehilangan kalor karena
penyerapan didnding bejana.
·
Selubung luar yang
menyekat terjadinya pertukaran kalor dengan lingkungannya. Bejana ini berguna
untuk mengurangi hilangnya kalor karna konveksi dan konduksi. Konveksi adalah
perpindahan kalor melalui zat yang diikuti dengan perpindahan partikel-partikel
zat-zat. Sedangkan konduksi adalah perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa
diikuti oleh perpindahan pertikel-partikel zat itu.
·
Penyangga, agar antara bejana bagian dalam
yang terbuat dari logam tidak bersentuhan dengan bejana pelindung bagian luar, sehingga antara
bejana dalam dan bejana luar terdapat rongga udara. Dalam hal ini udara
merupakan kondiktor paling buruk atau isolator paling baik.
Jenis- Jenis
Kalorimeter
1. Kalorimeter
bom
Kalorimeter
bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor (nilai kalori) yang
dibebaskan pada pembakaran sempurna (dalam O2 berlebih) suatu senyawa,
bahan makanan,
bahan bakar. Sejumlah sampel ditempatkan pada tabung beroksigen
yang tercelup dalam medium penyerap kalor (kalorimeter), dan sampel akan
terbakar oleh api listrik
dari kawat logam
terpasang dalam tabung.
Contoh kalorimeter bom:
Kalorimeter
makanan.
Kalorimeter
makanan adalah alat untuk menentukan nilai kalor
zat makanankarbohidrat,
protein,
atau lemak.
Alat ini terdiri dari sebuah tabung kaca
yang tingginya kurang lebih 19 cm dan garis menengahnya kurang lebih 7,5 cm.
Bagian dasarnya melengkung ke atas membentuk sebuah penyungkup. Penyungkup ini
disumbat dengan sebuah sumbat karet
yang yang berlubang di bagian tengah.Bagian atas tabung kaca ini ditutup dengan
lempeng ebonit
yang bundar.Di dalam tabung kaca itu terdapat sebuah pengaduk, yang tangkainya
menembus tutup ebonit, juga terdapat sebuah pipa spiral
dari tembaga.Ujung
bawah pipa spiral itu menembus lubang sumbat karet pada penyungkup dan ujung
atasnya menembus tutup ebonit bagian tengah.Pada tutup ebonit itu masih
terdapat lagi sebuah lubang, tempat untuk memasukkan sebuah termometer ke dalam
tabung kaca.Tabung kaca itu diletakkan di atas sebuah keping asbes
dan ditahan oleh 3 buah keping. Keping itu berbentuk bujur sangkar
yang sisinya kurang lebih 9,5 cm. Di bawah keping asbes itu terdapat kabel listrik
yang akan dihubungkan dengan sumber listrik
bila digunakan. Di atas keping asbes itu terdapat sebuah cawan aluminium.Di
atas cawan itu tergantung sebuah kawat nikelin
yang berhubungan dengan kabel
listrik di bawah keping asbes. Kawat nikelin itulah yang akan menyalakan
makanan dalam cawan bila berpijar oleh arus listrik. Dekat cawan terdapat pipa logam
untuk mengalirkan oksigen.
2. Kalorimeter
larutan
Kalorimeter
larutan adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor
yang terlibat pada reaksi kimia
dalam sistem larutan.Pada
dasarnya, kalor yang dibebaskan/diserap menyebabkan perubahan suhu
pada kalorimeter.Berdasarkan perubahan suhu per kuantitas pereaksi kemudian
dihitung kalor reaksi dari reaksi sistem larutan tersebut.Kini kalorimeter
larutan dengan ketelitian cukup tinggi dapat diperoleh dipasaran.
Gambar Kalorimeter Larutan
|
3. Kalorimeter
Elektrik
Pada
kalorimeter terjadi perubahan energi dari energi listrik menjadi energi sesuai
dengan hukum kekekalan energi yang menyatakan energi tidak dapat diciptakan dan
energi tidak dapat dimusnahkan.Pada percobaan ini kita tidak membuat energi
kalor / panas melainkan kita hanya merubah energi listrik menjadi energi kalor
/ panas.
4. Kalorimeter
Aluminium
Kalorimeter
yang biasa digunakan di laboratoriumfisika
sekolah berbentuk bejana biasanya silinder
dan terbuat dari logam
misalnya tembaga
atau aluminium dengan ukuran 75 mm x
50 mm (garis tengah). Bejana ini dilengkapi dengan alat pengaduk dan diletakkan
di dalam bejana yang lebih besar yang disebut mantel/jaket. Mantel/jaket
tersebut berguna untuk mengurangi hilangnya kalor karena konveksi
dan konduksi
Prinsip
Kerja Kalorimeter
Kalorimeter
merupakan suatu sistem yang tertutup yang berarti tidak terjadi transfer energi
baik keluar maupun masuk ke dalam sistem kalorimeter tersebut. Transfer energi
keluar ataupun masuk ke dalam sistem dicegah dengan bejana pelindung dari bahan
penyekat panas. Dengan demikian, apabila suatu zat padat dengan suhu yang lebih
tinggi dimasukkan ke dalam kalorimeter yang telah berisi sejumlah air, maka
banyaknya panas yang diberikan oleh zat tersebut adalah sama dengan banyaknya panas
yang diterima oleh kalorimeter beserta air di dalamnya . Suhu zat akan berubah
turun, sedang suhu kalorimeter akan berubah naik dan akhirnya mencapai suhu
yang sama.
Prinsip
kerja kalorimeter ini berlandaskan atas asas Black. Menurut asas Black apabila
ada dua benda yang suhunya berbeda kemudian disatukan atau dicampur maka akan
terjadi aliran kalor dari benda yang bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu
rendah. Aliran ini akan berhenti sampai terjadi keseimbangan termal (suhu kedua
benda sama). Yang melepas kalor adalah benda yang suhunya tinggi dan yang
menerima kalor adalah benda yang bersuhu rendah. Secara matematis dapat
ditulis:
Q
lepas = Q serap.
|
|
keterangan:
Q zat =
banyaknya kalor zat ( J atau kal )
Q kal + air =
banyaknya kalor kalorimeter dan air (J atau kal)
mzat = massa zat yang
diukur (kg)
cp (zat) =
kalor jenis zat( J/kg 0C atau kal/kg0C)
D
t zat = perubahan suhu zat
D
t zat air =
perubahan suhu air
mkal = massa
kalorimeter
cp kal = kalor jenis
kalorimer
cp air = kalor jenis air
Kalorimeter
merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat
dalam suatu perubahan atau reaksi kimia.Adapun kalor merupakan energi yang
berpindah akibat adanya perbedaan suhu. Hukum pertama termodinamika
menghubungkan perubahan energi dalam suatu proses termodinamika dengan jumlah
kerja yang dilakukan pada sistem dan jumlah kalor yang dipindahkan kesistem.
Kalorimeter
merupakan alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang diberikan atau
diambil dalam suatu proses tertentu. Sebuah termometer sederhana terdiri dari
bejana terisolasi, alat pengaduk, dan termometer. Pada umumnya, bejana
kalorimeter dibalut menngunakan sejenis bahan isolator panas, seperti
polistiren dan stirofoam .bahan bahan tersebut dapat digunakan untuk mengurangi
pertukaran kalor diantara sistem dengan lingkungan, sehingga tekanan di dalam
kalorimeter relatif tetap,. Hal ini karena, pengukuran kalor menggunakan
kalorimeter harus dilakukan pada tekanan tetap.
Untuk
mengukur kalor dengan kalorimater, sumber panas disimpan di dalam kalorimater
tersebut dan air diaduk sampai tercapai keadaaan kesetimbangan, kemudian
kenaikan suhunya dicatat dengan membaca termometer.
Dalam hal ini, jumlah kalor yang dilepaskan oleh
sistem dalam kalorimeter tersebut dapat dihitung. Tekanan dalam kalorimeter
relatif tetap, Maka perubahan kalor sistem sama dengan perubahan entalpinya.
Hal ini dinyatakan dengan persamaan berikut:
-H
= Q
Karena
bejana kalorimeter dibalut dengan menggunakan bahan isolator, maka dianggap
tidak ada kalor yang diserap dan dilepaskan oleh sistem dari dan ke lingkungan,
sehingga kalor sistem sama dengan nol.
Qreaksi
+ Qkalorimeter + Qlarutan = Qsistem
Qreaksi
+ Qkalorimeter + Qlarutan = 0
Qreaksi
= - (Qkalorimeter + Qlarutan )
Kalibrasi alat
kalorimeter dengan membiarkan suhu air dalam kalorimater normal (kembali ke suhu awal). Apabila air yang berada di suatu gelas
kemudian diukur suhunya dengan menggunakan termometer, kemudian air tersebut
dipindahkan ke kalorimeter, lalu suhunya diukur kembali dengan termometer.
Kemudian kita membaningkan suhu keduanya, apabila suhu air di gelas beda atau
berubah maka calorimeter telah terkontaminasi. Sedangkan sebaliknya apabila
suhu keduanya sama maka calorimeter sudah dalam keadaan standar
Cara
Pengukuran Kalorimeter
Dalam
penggunaan kalorimeter ini kita membutuhkan
termometer untuk mengukur suhu
yang diletakkan pada tutup kalorimeter. Suhu yang tercantum pada
thermometer itulah yang digunakan dan yang menjadi acuan.
Cara
mengukur kalor jenis dengan kalorimeter dengan melakukan percobaan sebagai
berikut :
1. Menimbang
massa kalorimeter dan pengaduk (mkal) dengan neraca teknis.
2. Memasukkan
200ml air ke dalam kalorimeter, menimbang kembali massa calorimeter + pengaduk
+ air (mkal + mair) tersebut dengan neraca teknis.
3. Memasukkan
thermometer ke dalam kalorimeter, menutup kalorimeter tersebut , setelah itu
menentukan suhu awal calorimeter dan air (tk-a). setelah termometer menyentuh air dalam
kalorimeter beberapa saat lamanya.
4. Meninbang
massa logam yang akan ditentukan massa jenisnya (mzat) dengan
neraca.
5. Merebus
logam tersebut ke dalam air panas selama kira – kira 5 menit, kemudian mengukur
suhu air panas tersebut. Dengan mencatat suhu pada thermometer dan
membandingkannya dengan suu awal.
6. Membuka
tutup kalorimeter. Lalu mengangkat pengaduk dan dengan segera logam yang telah
direbus tadi dimasukkan ke dalam kalorimeter dengan menggunakan penjepit. Lalu
menutup kalorimeter dengan segera pula. Mengaduk air dengan batang pengaduk
sampai suhu konstan. Catatan bahwa waktu pemindahan logam tidak boleh lebih
dari 2,5 detik.
7. Dari
data yang telah didapatkan maka cp logam dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan asas black.
8. Mengulangi
percobaan sebanyak 3 x untuk hasil yang lebih akurat.
Pembacaan
Hasil Pengukuran Kalorimeter
Q
lepas = Q serap.
|
Bila
persamaan tersebut dijabarkan maka akan diperoleh
|
Misalkan
:
tzat = suhu
zat padat
Trt = suhu
akhir / rata – rata
Tk-a = suh
calorimeter dan air mula - mula
Maka:
|
Dengan mensubstitusikan
kedua persamaan di atas maka didapatkan persamaan :
|
|
keterangan:
Q zat = banyaknya kalor zat ( J atau kal )
Q kal + air = banyaknya kalor kalorimeter dan air (J atau
kal)
mzat = massa zat yang diukur (kg)
cp (zat) = kalor jenis zat( J/kg 0C atau
kal/kg0C)
D t
zat = perubahan suhu zat
D t
zat air = perubahan suhu air
mkal =
massa kalorimeter
cp kal = kalor
jenis kalorimer
cp air =
kalor jenis air
Kesalahan
Pengukuran Kalorimeter
Kesalahan
– kesalahan yng sering terjadi pada proses pengukuran kalor jenis dengan kalorimeter
ini adalah sebagai berikut
Kesalahan pengukuran massa dengan
menggunaka neraca teknis.
1. Waktu
pemindahan zat yang terlalu lama. Seringkali harga cp tidak sesuai
akibat faktor waktu pemindahan logam panasatau hal lainyang mengakibatkan
adanya proses transfer energy yang tidak diinginkan.Maka ulangi percobaan
hingga beberapa kali dengan waktu pemindahan paling lama 2,5 detik
2. Kesalahan
pengukuran massa dengan menggunaka neraca teknis.
3. Proses
pengadukan zat di dalam kalorimeter yang terlalu cepat. Sehingga suhu belum
konstan sudah dicatat ukurannya. Seharusnya aduk air dengan batang
pengaduk untuk beberapa saat sampai suhu
konstan.
4. Saat
pencampuran logam ke dalam kalorimeter, tutup kalorimeter tidak rapat sehingga
bisa menimbulkan terjadinya transfer energi.
5. Kesalahan
penghitungan pengukuran
6. Kesalahaan
pada alat yang kurang baik
7. Ketidaktelitian
Praktikan
Dalam kehidpan sehari-hari kita sering melihat alat-alat pemanas yang
menggunakan energi listrik seperti teko pemanas, penanak nasi, kompor listrik
ataupun pemanas ruangan. Pada dasarnya alat-alat tersebut memiliki cara kerja
yang sama yaitu merubah energi listrik yang mengalir pada kumparan kawat
menjadi energi kalor/panas. Sama halnya dengan kalorimeter yaitu alat yang
digunakan untuk mengukur jumlah kalor (nilai kalori) yang dibebaskan.
No comments:
Post a Comment