Tuesday, 19 November 2013

jaringan



Jaringan adalah sekelompok sel yang memiliki asal, stuktur, dan fungsi yang sama. Dan ilmu yang mempelajari tentang jaringan disebut histologi. (Nasir, Mohammad. 1994: 24).
Jaringan adalaha sekumpulan sel-sel yang sebagian besar sejenis yang dikhususkan untuk melaksanakan fungsi umum bersama. Jaringan dikelompokkan kedalam empat jaringan dasar tubuh dengan stuktur dan fungsi yang berbeda :
1.   Epitel                               : Selapis atau lapisan-lapisan sel yang membatasi permukaan tubuh, saluran dan rongga tubuh. Mereka juga membentuk kelenjar.
2.   Jaringan Penyambung     :    mempunyai fungsi penghubung dan penyokong.    
3.   Jaringan Otot                   :    dikhususkan untuk menghasilkan gerakan karena memiliki kemampuan untuk berkontraksi.
4.   Jaringan Saraf                  :    dikhususkan untuk konduksi, integrasi, dan meneruskan rangsangan.
(Bajpai, R.N. 1988: 13)
Sel merupakan penyyusun tubuh makhluk hidup yang berasal dari pembelahan sel embrional akan terdeferensiasimenjadi bermacam-macam susunan yang selanjutnya disebut jaringan. Pada umumnya jaringan dinyatakan sebagai sekelompok sel yang mempunyai asal, stuktur dan fungsi yang sama. Definisi ini terkadang sulit diterapkan, terutama pada tumbuhan tingkat tinggi karena ada susunan-susunan bentuk antara atau adanya perubahan bentuk. Jaringa juga ada yang terdiri dari se-sel yang berbeda bentuknya, namun tetap disebut jaringan, karena susuna-susunan selnya tetap. Jaringan semcam ini disebut dengan jaringan kompleks. Untuk membedakan jaringan sederhana yang terdiri dari satu macam sel saja. ( Prof. Dr. Ir. Wibisono S,Msc. Dkk. 1993:52).
Jaringan Meristem dan Jaringan Dewasa
Secara garis besar jaringan tumbuhan dapat dibedakan atas jaringan meristem dan jaringan dewasa. Dan masing-masing jaringan memilki  fungsinya.
Jaringan meristem menurut asalnya dapat dibedakan menjadi meristem primer dan meristem sekunder. Semua jaringan meristem ini tersusun dari sel-sel  embrional yang aktif membelah. Jaringan meristem mudah ditemukan di ujung akar dan ujung batang dari tumbuhan dan hal inilah yang disebut dengan titik tumbuh apikal atau titik vegetatif.titik tumbuh inilah yang menyebabkan tumbuhan mampu mengadakan pertumbuhan memanjang. Sedangkan meristem sekunder adalah jaringan yang sel-selnya telah mengalami deferensiasi dan berfungsi sebagai jaringan dewasa, kemudian dapat melakukan kegiatan meristematis lagi. Contohnya adalah jaringan kambium dan felogen. Pada pertumbuhan sekunder, kambium dapat membentuk jari-jari empulur.
Jaringan dewasa dewasa teriri dari :
1.      Epidermis yang berfungsi sebagai jaringa pelindung
2.      Parenkim sebagai jaringan dasar
3.      Sklerenkim dan kolenkim sebagai jaringan penguat
4.       Xilem dan floem sebagai jaringan pengangkut.
Epidermis adalah jaringan penyusun tubuh tumbuhan yang paling luar, umumnya terdiri atas selapis sel dan berfungsi untuk melindungi bagian-bagian dalam organ tumbuhan. Selain itu jaringan epidermis juga berfungsi mengurangi kehilangan air, penyerap air dan penyimpan air atau sebagai kelenjar. Bentuk sel epidermisnya tidak teratur, tanpa ruang antar sel, vakuolanya besar. Epidermis akar disebut juga sebagai Rizodermis, hanya dijumpai pada akar yang masih muda. Epidermis pada ujung akar umumnya membentuk tonjolan yang berfungsi untuk penyerapan air yang disebut rambut akar. Epidermis akar uadar pada Orchidaceaedapat berkembang menjadi velamen yang jaringannya terdiri atas beberapa lapis sel sehingtga membentuk epidermis ganda. Epidermis daun biasanya hanya selapis sel saja. Epidermis daun terdapat stuktur tambahan yang merupakan derivat epidermis, yaitu: trikomata, stomata dan sel kipas.
Trikomata dapat tersebar dalam bentuk tunggal atau bergerombol. Berdasarkan fungsinya, trikomata dapat bersifat glanduler dan non glanduler. Sedangkan stomata terbentuk oleh 2 sel penutup dan sel epidermis yang berbatasan dengan sel penutup yang disebut sel tetangga. Stomata berfungsi untuk mengatur penguapan, mengatur keluar masuknya CO2 dan O2 selama berlangsungnya fotosintesis dan respirasi.
Parenkim disebut juga sebagai jaringan dasar karena merupakan jaringan penyusun yang sebagian besar organ tumbuhan. Jaringan parenkim tersusun oleh sel-sel yang relatif tidak memilki fungsi khusus karena hanya terdeferensiasi secara sederhana. Jaringan yang tersusu oleh sel-sel parenkim yaitu empulur, korteks akar dan batang, mesofil daun, endosperm biji, daging buah dan jaringan yang terdapat diantara berkas pengangkut. Jaringan parenkim merupakan tempat berlangsungnya aktivitas penting ,misalnya : fotosintesis, respirasi, penimbunan makanan cadangan, sekresi dan ekskresi.
Jaringan kolenkim dan skerenkim merupakan jaringan jaringan mekanik yang berfungsi sebagai jaringan penguat. Jaringan kolenkim terdapat pada bagian perifer organ muda atau tumbuhan lunak yang tersusun atas sel-sel dengan penebalan dinding dari selulose, hemiselulose, dan pektin. Sedangkan jaringan sklerenkim tersusun atas sel-sel yang berdinding tebal dan keras karena telah mengalami lignifikasi yang merupakan penebalan sekunder. Menurut bentuknya, sklerenkim dapat dibedakan menjadi sklereida dan serabut sklerenkim.
Jaringan pengangkut pada tumbuhan tersusun oleh jaringan xilem dan floem. Jaringan xilem berfungsi sebagai saluran pengangkut air dan zat hara dari akar ke bagian lain dari tumbuhan. Jaringan floem berfungsi sebagai pengangkut hasil asimilasi dari daun ke tempat-tempat penyimpanan cdangan makanan dan bagian-bagian tumbuhan yang membutuhkan.
Xilem dan folem merupakan jaringan yang sangat kompleks yang terdiri atas unsur trakeal, serabut xilem dan parenkim kayu. Jaringan floem tersusun atas sel-sel floem, sel pengiring, parenkim, serabut sklerenkim, dan sklereida.
Jaringan hewan
Jaringan pada tubuh hewan secara garis besar dapat dibedakan atas 4 macam jaringan utama :
1.      Jaringan epitel
2.      Jaringan pengikat
3.      Jaringan otot
4.      Jaringan saraf.
Jaringan epitelium adalah jaringan yang melapisi suatu rongga dalam atau suatu permukaan bebas. Jaringan epitel terdiri dari sel-sel yang tersusun rapat sehingga tidak terdapat ruang antar sel. Lapisan sel epitalium bertumpu pada suatu membran dasar yang disebut membran basalis. Berdasarkan atas banyaknya lapisan sel yang menysunnya maka sel epitalium dapat dibedakan menjadi : sel selapis dan sel epitalium berlapis. Sedangkan atas dasar bentuk selnya, sel epitel dapat berbentuk pih, kubus atau memanjang. Dengan menggabungkan kedua dasar pembagian itu maka epitel dapat dikelompokkan menjadi :
Epitel selapis yang terdiri atas :
1.      Epitel pipih yang intinya ditengah dan menonjolkan dinding bebas selnya. Contohnya epitel pembatas pleura, perikard, dan peritonium , sehingga disebut mesotel atau epitel trotoar.
2.      Epitel selapia kuboid yang sel-selnya tersusun mirip kubus diatas membran basal. Contoh kelenjar tiroid dan tubulus proksimal ginjal.
3.      Epitel selapis silindris merupakan jaringan sekresi utama pada tubuh. Ia terdiri atas selapis sel prisma tinggi diatas membran basal. Contohnya adalah sebagian besar usus dan ginjal ,seperti lambung, usus, vas deferens, saluran prostat, kelenjar bulbouretra dan kelenjar vertibukar mayor.
4.       Epitel bersilia yang permuakaannya ditutupi tonjolan-tonjolan membran sel.
Epitel berlapis terdiri atas :
1.      Epitel berlapis pipih yang terdiri tas sel-sel silindris, tersusun tegak terhadap membran basal. Jaringan ini juga mampu menahan gesekan terhadap permukaan jika mengalami morfologi progresif dan terdapat 2 jenis yaitu:
a.       Dengan lapisan tanduk, seperti epidermis dengan sel-sel pipih superfisialnya mengeras akibat protein-keratin.
b.      Tanpa lapisan tanduk, misalnya kornea, esofagus, saluran anus dan vagina.
2.      Epitel berlapis kuboid dan silindris yang terdiri atas fusiform seperti dalam uretra membranosa. Epitel berlapis kuboid terdapat pada saluran keluar kelenjar air liur, dan saluran keluar pankreas. 
Epitel bertingkat terdiri atas selapis sel diatas membran basal tetapi tinggi sel-sel berbeda. Inti-inti terletak pada ketinggian berbeda dan terlihat beberapa baris inti. Contoh epitel pembatas rongga hidung, naso-faring, sebagian besar uretra pria, dan sebagian besar saluran kelamin pria.
Epitel transisional (Uroepitel) merupakan epitel yang bergantung pada regangan atau kontraksi dinding organ yang bersangkutansalah satu sifat epitel transisional adalah impermeabilitasnya terhadap urin.





Jaringan Pengingat
Jaringan pengingat letaknya relatif lebih longgar, sehingga ruang interselulernya mengandung matriks yang lebih banyak. Fungsi jaringan ini adalah mengikat satu jaringan, membungkus organ-organ, mengganti jaringan yang rusak, menetralkan racun, dan membentuk kerangka penyokong.
Berdasarkan stuktur fungsinya, jaringan pengikat ini dibedakan menjadi jaringan pengikat sederhana seperti jaringan aeroler, fibrosa dan adiposa.  Jaringan rangka yaitu jaringan tulang rawan dan jaringan tulang serta jaringan pengikat darah.
Jaringan otot pada umumnya terdiri dari sel-sel yang memanjang berbentuk serabut, tidak mengandung matriks seluler, dan tersusun dalam berkas-berkas jaringan pengikat. Sitoplasmanya mengandung serabut-serabut kontraktil yang disebut miofibril.
Jaringan otot ini dibedakan menjadi otot polos, otot seran lintang dan otot jantung.jaringan otot ini banyak dijumpai pada sistem pencernaan makanan, pembuluh darah dan kelenjar. Jenis otot ini biasanya melekat pada tulang kecuali otot  lidah. Stuktur otot jantung mirip otot seran lintang, tetapi bercabang-cabang. Miofibril otot jantung dan otot seran lintang tersusun atas berkas-berkasyang dibungkus oleh sarkolema. Antar berkas dipisah oleh sitoplasma yang disebut sarkoplasma.
Jaringan saraf tersusun atas elemen saraf, sel-sel penunjang. Setiap neuron terdiri dari badan sel, uluran-uluran sitoplasma yang pendek, dan uluran-uluran sitoplasma yang panjang. Didalam sitoplasma siton terdapat inti yang besar dan bulat, mitokondria, sejumlah Nisll dan serabut penghantar impuls. Neurit dibungkus oleh mielin dan neurolema. Dan ketika kedua itu digabung maka akan disebut dengan selubung Schwann. Disepanjang akson jika selubung ini menyempit atau terputus maka disebut dengan nodus ranvier.





Langkah kerja   
Pengamatan pembuluh dan jaringan batang
Pertama buatlah sayap tipis melintang batang bungan matahari, jagung, mawar, dan akar kecambah kacang merah. Taruh sayatan pada gelas benda, kemudian tetesi dengan anilin sulfat. Tutuplah sediaan dengan penutup lalu amatilah dibawah mikroskop. Perhatikan sebaran pembuluhnya dengan jaringannya. Gambar dan berilah keterangan dengan lengkap.
Pengamatan pembuluh dan jaringan daun  
Buatlah sayatan tipismelintang daun rheo discolor dan ficus elastica. Taruh sayatan pada gelas benda, tutuplah dengan gelas penutup. Perhatikan sebaran pembuluhnya dan jaringannya. Gambar dan berilah keterangan secara lengkap.
Pengamatan jaringan epitel kuboid simplek
Ambil sediaan awetan ginjal. Amati dibawah mikroskop dengan perbesaran lemah (10x10). Kemudian amatilah dengan perbesaran kuat (10x40). Perhatikan bentuk sel-selnya. Gambar dan berilah keterangan dengan lengkap.
Pengamatan jaringan epitel berlapis gepeng atau pipih
Ambil sediaan awetan esofagus. Amatilah dibawah mikroskop dengan perbesaran lemah (10x10). Kemudian amatilah dengan perbesaran kuat (10x40). Perhatikan bentuk sel-selnya. Gambar dan berilah keterangan dengan lengkap.
Pengamatan epitel transisional
Ambil sediaan awetan vesica urinaria. Amatilah dibawah mikroskop dengan perbesaran lemah (10x10). Kemudian amati dengan perbesaran kuat (10x40). Perhatikan bentuk sel-selnya. Gambarlah dan berilah keterangan dengan lengkap.


Pengamatan jaringan ikat sesungguhnya
Ambil sediaan awetan serabut kolagen. Amatilah dibawah mikroskop dengan perbesaran lmah (10x10). Kemudian amati dengan perbesaran kuat (10x40). Perhatikan sel fibroblast, serabut kolagen, dan elastin. Gambarlah dan beri keterangan dengan lengkap.
Pengamatan jaringan tulang
Ambil sediaan awetan gosok tulang. Amatilah dibawah mikroskop dengan perbesaran lemah (10x10). Kemudian amatilah dengan perbesaran kuat (10x40). Perhatikan osteocyt, canaliculi, dan saluran harvers. Gambar dan beri keterangan secara lengkap.
Pengamatan jaringan tulang rawan
Ambil sediaan awetan tulang rawan telinga. Amatilah dibawah mikroskop dengan perbesaran lemah (10x10). Kemudian amati dengan perbesaran kuat (10x40). Perhatikan chondrocyt dalam lacuna. Gambar dan berilah keterangan dengan lengkap.
Pengamatan jaringan darah
Siapkan zat warna Giemsa. Teteskan darah pada salah satu ujung gelas benda. Tariklah sediaan itu dengan ujung gelas benda lain secara miring. Biarkan apusan mengering. Fiksasi apusan dengan metil alkohol selama 5 menit. Berilah zat warna dan biarkan selama 30 menit. Bilas dengan air mengalir yang lambat. Amatilah dan gambar sel darahnya serta berilah keterangan dengan lengkap.
Pengamatan jaringan otot polos
Ambil sediaan awetan duodenom. Amatilah dengan perbesaran lemah (10x10) pada mikroskop. Kemudian amati dengan perbesaran kuat (10x40). Perhatikan chondrocyt dalam lacuna. Gambar dan berilah keterangan dengan lengkap.



Pengamatan otot seran lintang
Ambil sediaan lidah. Amatilah dibawah mikroskop dengan perbesaran lemah (10x10). Kemudian amati dengan perbesaran kuat (10x40). Perhatikan bentuk sel-selnya. Gambar dan beri keterangan dengan lengkap.  

No comments:

Post a Comment