Bab III. Teori
Getaran Dengan Amplitudo Kecil
Dan
Osilator Tergandeng
- ENERGI KESETIMBANGAN DAN ENERGI POTENSIAL
Untuk memahami secara mendasar teori getaran, perlu dikaji terlebih dahulu
hubungan antara energi potensial dan energi kesetimbangan yang menuju ke
keadaan stabil atau keadaan tak stabil dari sistem yang ditinjau. Untuk maksud
tersebut, marilah kita meninjau sebuah sistem dengan n derajat kebebasan dan konfigurasinya dinyatakan dengan koordinat
rampatan q1, q1, …
qn. Selanjutnya,
asumsikan bahwa sistem tersebut konservatif; dalam hal ini energi potensial
merupakan fungsi dari koordinat rampatan
V = V(q1, q1, … qn) (1)
Energi rampatan
Qk dinyatakan dengan :
k = 1,2, …n (2)
Jika sistem
yang ditinjau tersebut berada dalam kondisi setimbang, hal ini berarti bahwa
semua gaya rampatan Qk harus
sama dengan nol. Kondisi yang harus dipenuhi dalam keadaan setimbang tersebut
adalah
Sistem tersebut tetap dalam keadaan setimbang jika tidak ada gaya luar yang
bekerja padanya. Misalkan sistem tersebut dipindahkan dari posisi setimbangnya.
Setelah dipindahkan, sistem dapat kembali ke keadaan setimbang atau ke keadaan
tidak setimbang. Jika setelah mengalami pergeseran sistem tidak kembali ke keadaan
kesetimbangan semula, sistem tersebut dikatakan berada dalam kesetimbangan stabil (stable equilibrium).
Jika sistem tidak kembali ke keadaan kesetimbangan semula, dinamakan kesetimbangan tak stabil (unstable
equilibrium). Sedangkan jika sistem cenderung menjauh dari kesetimbangan
semula setelah diberi pergeseran yang cukup kecil, sistem tersebut berada dalam kesetimbangan netral (neutral equilibrium).
Marilah kita telaah
lebih jauh hubungan antara fungsi energi potensial V dengan kestabilan sebuah sistem. Misalkan dalam keadaan setimbang
energi kinetik dan energi potensial sistem masing-masing adalah To dan Vo. Jika sistem mengalami pergeseran (dengan memberikan
sedikit gaya) energi kinetik dan energi potensial masing-masing menjadi T dan V. Oleh karena energi total sistem kekal, maka
To + Vo
= T + V
T - To = -(V
- Vo) (4)
Misalkan bahwa bentuk grafik energi potensial V dengan koordinat rampatan q
adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut :
Pada titik A dan B dimana harga , merupakan titik-titik
setimbang. Marilah kita telaah perilaku kesetimbangan pada titik-titik ini.
keadaan setimbang B,
oleh karena itu titik B merupakan
posisi kesetimbangan tak stabil. Sekarang perhatikan titik A yang
sistem berada dalam keadaan stabil dengan energi Vo minimum. Jika sistem bergeser dari posisi titik
kesetimbangan, energinya sama dengan V
yang lebih kecil dari harga Vo.
Jadi V - Vo positif, dan T
- To negatif, yang berarti
bahwa T berkurang. Oleh karena T
bertambah dengan bertambahnya pergeseran.Oleh karena T
tidak boleh berharga negatif,
maka harganya akan terus berkurang sampai mendekati harga nol yang berarti bahwa sistem akan kembali
ke keadaan setimbang. Sistem berada dalam kesetimbangan stabil. Kita simpulkan
bahwa untuk pergeseran yang cukup kecil
kondisi kesetimbangan stabil posisi dimana energi potensial Vo adalah minimum pada
konfigurasi kesetimbangan. Selanjutnya, pada keadaan setimbang dV/dt sama dengan nol, V-Vo positif, yang berati
bahwa d2V/dt2
positif pada keadaan setimbang. Sebaliknya, pada posisi kesetimbangan tak
stabil, d2V/dt2
negatif sebab V - Vo negatif.
Jadi syarat kesetimbangan dapat dinyatakan sebagai berikut :
Kesetimbangan stabil
: d2V/dq2 > 0 Kesetimbangan tak stabil : d2V/dq2 < 0
Untuk d2V/dt2 = 0 mesti
kita periksa pada turunan yang lebih tinggi. Jika turunan pertama tak nolnya
adalah ganjil, maka sistem berada dalam kesetimbangan tak stabil. Sebaliknya,
jika turunan pertama tak nol adalah genap, maka sistem dapat berada dalam
kondisi stabil atau tak stabil bergantung pada nilai turunannya (lebih besar
atau lebih kecil nol). Jadi
Jika dnV/dtn ¹ 0, n >2 dan ganjil, sistem tak stabil
Jika dnV/dtn >
0, n >2 dan genap, sistem stabil
Jika dnV/dtn <
0, n >2 dan genap, sistem tak stabil
Contoh :
Tunjukkan bahwa
batang pemukul dengan panjang l yang
tergantung pada titik O dan pusat
massanya berada sejauh d dari O adalah berada dalam posisi kesetimbangan
stabil.
Penyelesaian :
Untuk membahasnya, perhatikan gambar 2. Ketika batang pemukul menyimpang ,
garis OC membuat sudut q dengan garis vertikal. Pusat massanya akan naik setinggi h, sehingga energi potensialnya :
V = mgh = mgd ( 1 - cos q )
Seperti yang
ditunjukkan dalam gambar, q = 0°, jadi :
dV/dq = mgd sin q
d2V/dq2 = mgd cos
q
Jadi untuk q = 0°, dV/dq =0 dan d2V/dq2 = mgd >0 dan sistem berada dalam
kesetimbangan stabil.
Sebaliknya jika
diletakkan dalam posisi seperti pada gambar 2c,
V = -mgh = -mgd ( 1 - cos q )
Seperti yang
ditunjukkan dalam gambar, q = 0°.
Jadi untuk q = 0°, dV/dq =0 dan d2V/dq2 = -mgd <0 dan sistem berada dalam
kesetimbangan tak stabil.
Berdasarkan
contoh di atas dapat disimpulkan bahwa jika
pusat massa berada di bawah titik gantungnya, maka sistem berada dalam kesetimbangan stabil ;
dan jika pusat massa berada titik gantungnya, maka sistem berada dalam
kesetimbangan tak stabil.
B. OSILATOR
BERGANDENG DUA DAN KOORDINAT NORMAL
Contoh sederhana sebuah sistem yang
bergandeng adalah dua osilator harmonik yang dihubungkan oleh pegas, seperti
yang ditunjukkan dalam gambar 3. Tiap osilator harmonik mempunyai partikel
dengan massa m, dan tetapan pegas
masing-masing adalah k1
dan k2. Keduanya
dihubungkan oleh pegas lain yang tetapannya k'.
Gerakan kedua massa dibatasi pada sepanjang arah yang menghubungkan kedua
massa, misalkan sepanjang sumbu X.
Sistem tersebut memiliki dua derajat kebebasan yang dinyatakan oleh koordinat x1 dan x2. Konfigurasi sistem dinyatakan dengan pergeseran dari
kedudukan setimbang O1 dan
O2. Pergeseran positif
diambil dalam arah kanan dan pergeseran negatif dalam arah kiri. Jika kedua
osilator tidak saling digandengkan, maka frekuensi masing-masing adalah :
Jika kedua osilator dihubungkan oleh
pegas dengan tetapan k', sistem akan
bergetar dengan frekuensi yang nilainya berbeda dari frekuensi yang dinyatakan
dalam persamaan (5).
Energi kinetiknya adalah
dan energi potensialnya adalah :
Oleh karena itu fungsi Lagrangian dapat ditulis :
Persamaan
Lagrange untuk gerak di atas adalah :
Dengan
menggunakan kedua persamaan di atas, diperoleh solusi :
Suku ketiga
dalam persamaan di atas muncul oleh kedua osilator tergandeng. Jika kedua
osilator tidak tergandeng satu sama lain, osilator tersebut akan bergetar
dengan frekuensi seperti yang ditunjukkan dalam persamaan (5). Persamaan diferensial
pada di atas dapat ditulis :
Kedua persamaan
di atas adalah independen seandainya suku ketiga tidak muncul. Hal ini berarti
bahwa jika massa kedua dalam keadaan diam x2
= 0, frekuensi getaran adalah sama dengan frekuensi osilator pertama, dan dari
persamaan (12) diperoleh :
Dan jika massa m1 dalam keadaan diam, x1 = 0, frekuensi getaran adalah frekuensi osilator kedua
Frekuensi dan adalah lebih besar dari dan yang dinyatakan dalam persamaan (5). Alasannya
adalah bahwa tiap massa dihubungkan pada
kedua pegas.
Untuk
memperoleh mode getaran yang berbeda, kita harus memecahkan secara simultan
persamaan diferensial linier orde dua yang dinyatakan dalam persamaan (10) dan
(11). Persoalan ini dapat dibuat menjadi sederhana dengan menganggap bahwa
kedua osilator benar-benar identik (sama), yakni k1 = k2 = k. Jadi persamaan diferensialnya
adalah : untuk mempelajari selanjutnya, dapat klik disini : osilasi